Banyak orang berilmu, tapi tidak mengamalkannya. Banyak yang berilmu dan beramal, tapi tidak sesuai dengan kitabulloh dan sunnah. Banyak yang beramal sesuai petunjuk, tapi tidak ikhlas. Banyak yang beramal sesuai petunjuk dan ikhlas, tapi tidak ISTIQOMAH...
Selasa, 10 Januari 2012
Anugrah Terindah Kami
6 Juli 2003 kami menikah di Jakarta. Alhamdulillah, ternyata ga harus menunggu lama bagi kami karena 2 bulan kemudian aq hamil.
Putri pertama kami, HANIFAH AL-MUMTAZAH lahir 2 Mei 2004. Ketika bayi Hanifah usia 4 bulan, aq hamil lagi 1 bulan. Putri kedua kami HAMIDAH AL-FADHILAH lahir 1 tahun 2 minggu setelah mbak nya, yaitu 16 Mei 2005. Jadilah aq seperti umi yang punya ‘anak kembar’. Hanya saja yang ini bedanya: yang 1 baru lahir, yang 1 baru bisa jalan. Hanifah yang selama bayi nya belum puas menikmati ASI-q, akhirnya ikut menikmati gantian dengan Hamidah. Ga jarang keduanya minum bersamaan kanan-kiri. Masya Alloh, kenangan indah, takkan terlupakan... Semakin besar, Hanifah & Hamidah sering dianggap orang sebagai anak kembar karna tinggi mereka hanya beda beberapa centi & aq sendiri memang senang memakaikan mereka baju yg kembar. Lucu, kompak ngeliatnya.
Hamidah usia 2 tahun kurang sebulan, yaitu 24 April 2007, aq melahirkan putri kami yang ke-3, HALIMAH AS-SA'DIYAH . Tapi yang ini beda. Aq tidak melahirkannya dengan tenagaq sendiri, tapi dibantu dengan dokter perempuan & 6 asisten dokter (semuanya laki-laki) di meja secar. Tidak seperti ibu lainnya yang setelah melahirkan wajahnya ceria sumringah. Setelah secar, aq malah demam, pening berat & batuk. Jadi, aq malah sering meringis menahan perih di jaitan perutq tiap kali “ohok”. Setelah secar itu, Aq sampe trauma untuk hamil lagi. Kata banyak orang: kalo udah secar, berikutnya mesti secar lagi. Aq gak mau ada di meja itu lagi. Membayangkannya saja aq mirisss... Saat itu aq berfikir... Masya Alloh, apakah ini Qodar-Mu ya Alloh... Engkau taqdirkan hamba dengan hanya 3 anak sepanjang hidupq??? Tak jarang air mata ini menitik. Dalam doa selalu qsematkan “Ya Rabb Maha Pemberi rizki, izinkanlah hamba Engkau karuniai dengan banyak anak. Paling tidak 5, sebelum usiaq 30”.
Alhamdulillah, beberapa teman medis memberi kabar gembira, bahwa jika aq hamil lagi, insya Alloh ada kemumgkinan aq bisa lahir dengan normal tanpa secar, asalkan lulus dari 4 syarat:
1. Jarak melahirkan secar dengan kehamilan baru minimal 2 tahun (agar jaitan bekas secar cukup kuat untuk ibu mengejan saat melahirkan normal)
2. Posisi janin bagus alias kepala di bawah (tidak sungsang/melintang)
3. Janin diupayakan tidak besar (agar tidak sulit untuk dilahirkan)
4. His/kontraksi bagus & alami (karna ada bekas jaitan secar, jadi ga boleh ada induksi/rangsangan buatan, walaupun dengan minum air seduhan akar fatimah).
2,5 tahun kemudian setelah secar, aq hamil yang ke-4. Alhamdulillah 2,5 tahun berarti syarat pertama lewat. Beberapa kali di-USG, kepala janin selalu di bawah. Alhamdulillah, syarat ke-2 pun lolos. Mulai usia kehamilanq 7 bulan aq diet. Makan nasi Cuma 2x sehari, diganti buah-buahan & sayuran. Ga jarang aq makan dengan isi piring penuh menggunung (penuh dengan 4-5 macam sayuran, seperti rebusan bayam, sawi, kacang panjang, lembayung, kecipir, kenikir, jerembab, taoge—gonta-ganti). Haduuuh, walau uda menggunung, tetep tanpa nasi perutq masih luappeeeeerr, apalagi kini berbadan dua. But diet is diet. Aq harus melahirkan normal. Kemudian untuk lulus syarat ke-4, supaya his bagus & otot-otot 'jalan lahir' tidak kaku, aq dianjurkan untuk banyak jalan kaki. Mulai kehamilan usia 8 bulan aq mewajibkan diriq meluangkan waktu untuk jalan kaki tiap hari. Pokoknya setiap hari harus ada jalan kaki titik, walau cuma keliling halaman rumah sampe alaram hapeq berbunyi tanda aq sudah berjalan kaki selama 20-25 menit.
SAAT YANG DINANTI PUN TIBA...
Aq berada di ruang bersalin, bukan di ruang secar. Ya Alloh, taqdirkan hamba melahirkan disini... Kontraksi demi kontraksi aq lewati. Sakitnya melebihi ketika aq melahirkan anak pertamaq. Aq meronta, menjerit, menangis meneriakkan Asma Alloh.. Begitu diperiksa, baru buka 3! Masya Alloh... Waktu seakan berjalan sangat lambat. Ya Alloh... kapan rasa seperti ini akan berakhir??? Aq menangis, meraung, ga peduli di tirai sebelah ada ibu muda sedang meriksakan kehamilan pertamanya (Mungkin dia berfikir: iih ngeri, gitu toh rasanya melahirkan).
Bidan yang jaga saat itu lantas berkata: “Ibu, Ibu masih kuat ga?”
Aq: “Maksud Mba gimana?”
Bidan: “Kalo Ibu ga kuat, ga tahan sakitnya, ada jalan pintas”
Aq: “Hah? Maksudnya secar? Gak lah Mba. Aq kuat insya Alloh”
Sekejap langsung q hentikan tangisq. Lalu aq introspeksi, yah badanq memang lemas, mungkin karna sakit yg q tahan & energiq terbuang dengan menangis. Langsung q minta mba q nyuapin nasi, dengan harapan ada tenaga untuk aq jihad sebenarnya nanti. Saat itu semur daging rasanya seperti makan nasi doank. Tapi aq harus makan, aq harus punya tenaga, aq harus melahirkan normal. Kontraksi itu datang lagi, aq menangis tapi merintih. Aq dah ga tahan ingin segera mengejan tapi dilarang bidan karena masih buka 3. Aq masih harus menunggu sampai lengkap buka 10. Bidan yang melihatq menyarankan kalo kontraksi datang supaya aq menarik nafas dalam-dalam dari hidung, lalu dikeluarkan pelan-pelan lewat mulut. Huuuuuuuuuuuff... Fyuuuuuuuuuuuhh... Yah, lumayan bisa mengurangi rasa sakitnya, walau Cuma berapa persennya saja.
Sudah melahirkan normal 2x, seharusnya aq hafal kalo yang namanya mengejan itu jangan sampe bersuara (keluar nafas/suara dari mulut) supaya tenaga ejanan berkumpul hanya turun ke bawah. Tapi karena mungkin waktu itu sudah panik & ingin segara keluarr, ketika sudah lengkap bukaannya, aq mengejan & teriak sekuuuuat tenagaq. “Allooooohu Akbar” “AAAAAAAAaaggggh”.
Alhamdulillah wa syukurillah... Di usia Halimah 3 tahun 3 bulan, tepatnya 12 Juli 2010, anak ke-4 kami lahir dengan normal & subhanalloh, laki-laki.
Dialah HAMZAH AL-HARITS. Melahirkanmu sungguh perjuangan yang luar bisa, Nak. Jadilah anak yang sholih, tho'at, gagah, dihormati teman, disegani lawan, seperti Hamzah, paman rosululloh.
Setelah masa nifasq selesai, abinya anak-anak bicara: “Yang, kita kan punya anak kembar perempuan (maksudnya Hanifah & Hamidah). Gimana kalo Hamzah kita buatin kembarannya yuk?”
Aq ketawa: “Gubrakk Aby... umy nafas dulu...”
Aby: “Cita-cita Umy kan 5 sebelum kita 30”
Bla bla bla... pembicaraan pun semakin larut, akhirnya kami putuskan: Bismillah, kami bersusah-susah dahulu, bersenang kemudian Insya Alloh. Artinya, aq ga pake alat kontrasepsi apa pun, tapi tetap menghindari kemungkinan hamil dengan sistem kalender. Kami tetap berusaha menjaga jarak Hamzah dengan adiknya. Namun jika ternyata Alloh berkehendak lain, artinya aq hamil, itu jelas kehendak Alloh yang menurut Alloh kami mampu menjaga amanah itu. “Laa yukallifulloha nafsan illa wus’ahaa”.
Alloh Maha Kuasa, Alloh Maha Berkehendak, Alloh Maha Pemberi Rizki. Ternyata Hamzah usia 5 bulan, aq hamil 1 bulan. Kalo dicocokkan dengan HPL (15 Agustus 2011), adiknya Hamzah akan lahir insya Alloh ketika Hamzah usia 1tahun 1bulan. Jika adiknya Hamzah laki-laki, benar kata aby, bisa ‘kembar’ seperti Hanifah & Hamidah. Alhamdulillah bini’mati tathimus shoolihaat.
Aq sungguh bersyukur atas semua karunia ini. ketika anak ke-5q lahir nanti, usiaq belum genap 29 tahun insya Alloh Alloh. Aby pun semakin sayang padaq. Lengkap sudah kebahaganq ini. Berikutnya di usia kami 30 tahun ke atas, kami tinggal konsen membesarkan 5 putra-putri tercinta kami. Ya Alloh, bimbing kami dalam membimbing & mendidik mereka. Beri kami kekuatan, kesehatan & kesabaran dalam merawat mereka. Beri kami ilmu agar mereka tumbuh dengan ilmu-Mu, makan dengan halal-Mu, menjalani hidup di jalan-Mu dengan ridho-Mu. Amiin yaa mujiibus saailiin...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar